tag:blogger.com,1999:blog-23477819441938472672024-03-12T18:13:39.893-07:00AMALINDAINI CERITAKU, APA CERITAMU?amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-21252441781347501392014-08-04T10:16:00.002-07:002014-08-04T10:16:37.620-07:00PUPUSAku tak mengerti apa yang kurasa<br />
Rindu yang tak pernah begitu hebatnya<br />
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tau<br />
Meski kau tak kan pernah tau<br />
<br />
Aku persembahkan hidupku untukmu<br />
Telah ku relakan hatiku padamu<br />
Namun kau masih bisu, diam seribu bahasa<br />
Dan hati kecilku bicara<br />
<br />
Baru kusadari<br />
Cintaku bertepuk sebelah tangan<br />
Kau buat remuk seluruh hatiku<br />
<br />
<br />
Semoga aku akan memahami sisi hatimu yang beku<br />
Semoga akan datang keajaiban hingga akhirnya kaupun mau<br />
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tau<br />
Meski kau takkan pernah tau<br />
<br />amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-68988900750519357742014-05-31T07:27:00.006-07:002014-05-31T07:27:56.372-07:00Jika Istrimu Seorang Mahasiswi Farmasi<h2 class="post-title">
</h2>
Kemarin surat yang indah ini, Semoga calon imamku membacanya<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Jika Istrimu Seorang Mahasiswi Farmasi</span></div>
<br />
<i>Seringkali kau membayangkan bahwa istrimu adalah seseorang yang telah memiliki <span class="ojvfp7r8f" id="ojvfp7r8f_4">titel</span>-gelar-atau
profesi. Tapi pernahkah kau membayangkan bagaimana jika istrimu masih
menjadi mahasiswi di salah satu perguruan tinggi? Pernahkah kau
membayangkan bagaimana jika istrimu yang masih muda ini adalah mahasiswi
jurusan Farmasi?
</i><br />
<i>Jika istrimu seorang mahasiswi Farmasi, mungkin ia akan menjadi istri
yang tiap harinya bergadang demi menyelesaikan tugas kuliah dan membuat
laporan berbagai praktikum dengan <span class="ojvfp7r8f" id="ojvfp7r8f_5">deadline</span>
yang sangat ketat. Jangan heran jika kau mendapatinya dengan mata sayu,
berkantung, dan terlihat lelah. Tapi percayalah, manakala kau terbangun
dan mengajaknya mendirikan sholat malam di tengah ketidaksadarannya,
mata sendunya akan berubah dan bercahaya, raut wajah lelahnya akan
berubah menjadi rona berseri karena bahagia manakala engkau mengajaknya
agar sadar waktu dan bermesraan dengan Sang Pencipta.</i><br />
<a name='more'></a><br />
<i>
</i><i>Mungkin istrimu akan sering pulang malam manakala ada beberapa praktikum yang menyita waktu. Saat kau meneleponnya, mungkin <span class="ojvfp7r8f" id="ojvfp7r8f_10">dia</span>
sedang di laboratorium demi bergulat dengan senyawa atau menaklukan
formulasi obat. Jangan heran jika saat dia pulang kau tidak mendapatinya
dalam keadaan harum, melainkan dengan bau senyawa-senyawa kimia
laboratorium. Bisa jadi bau itu biasa saja, atau bahkan baunya menyengat
yang menyebabkan engkau enggan mendekatinya. Jangan heran jika dia
sangat teliti memperlakukan tikus. Bukan karena dia mencintai binatang
yang bisa jadi kau jijik terhadapnya, semata-mata dia lakukan demi
penelitian yang pada akhirnya ingin dia baktikan pada masyarakat. Jangan
marah jika saat ia pulang kau dapati baju yang baru saja kau belikan
dengan tabunganmu malah kotor dengan warna-warna tak jelas. Bisa jadi
baju itu terkena perak nitrat, <span class="ojvfp7r8f" id="ojvfp7r8f_7">carmine</span>,
atau terkena ekstak saat dia di laboratorium bahan alam. Percayalah,
dia sangat ingin berhati-hati dan sangat menyukai pemberianmu, tapi
terkadang keteledorannya yang membuat ini semua. Jangan merasa jijik
manakala wajahnya tiba-tiba berjerawat atau kulitnya memerah, ia tidak
terkena kutukan, bisa jadi ia terkena paparan senyawa berbahaya ataupun
terinfeksi bakteri saat ia di laboratorium mikrobiologi.</i><br />
<i>
</i><i>Jika istrimu mahasiswa farmasi, di tengah kesibukan kuliah,
praktikum, laporan, dan mungkin tugas akhirnya – percayalah bahwa ia
selalu mengingatmu. Dia tahu kewajibannya sebagai istri, memperlakukan
tikus dengan baik jelas tidak lebih dia utamakan dibanding memperlakukan
suami dengan baik. Meskipun ia sibuk dengan kesibukan yang mungkin
belum kau mengerti, percayalah bahwa ia selalu memperdulikan dan
mencintaimu. Jangan heran jika dia rewel memintamu menghabiskan
antibiotik saat kau terinfeksi bakteri. Jangan heran jika ia akan
mengatur pola makanmu berdasarkan golongan darah ataupun berdasarkan
jenis risiko penyakit yang sedang atau mungkin akan kau derita. Perlu
kau tahu, meskipun ia pandai meracik obat dengan takaran yang pas, tapi
belum tentu ia dapat memasak dengan bumbu yang pas. Namun, ia akan terus
belajar memasak demi melihat senyummu, dan melihat kau sehat bugar.
Sesekali mungkin kau akan merasa kesal karena di malam hari, setelah
menghabiskan makan malam ia akan melarangmu tidur langsung. Ia akan
memintamu untuk bersama dengannya barang beberapa jam. Selain karena
ingin mendengar kisahmu hari <span class="ojvfp7r8f" id="ojvfp7r8f_8">ini</span>, ia ingin memastikan agar kau terhindar dari risiko <span class="ojvfp7r8f" id="ojvfp7r8f_3">diabetes</span>.
Pun jangan kesal manakala ia sesekali jahil menyembunyikan remote saat
kalian menonton. Dia hanya ingin kau sedikit bergerak ke layar televisi
untuk memindahkan saluran, sekali lagi percayalah bahwa ia melakukan ini
demi kesehatanmu.</i><br />
<i>
</i><i>Jika istrimu mahasiswi farmasi, percayalah bahwa namamu akan
tercantum di setiap kata pengantar tugasnya termasuk tugas akhirnya. Ia
akan selalu memastikan kesehatanmu, menyediakan makanan sehat, dan
menjadi dokter-perawat-apoteker-ahli gizi pertama bagimu. Jika istrimu
mahasiswi farmasi, jangan heran jika saat ia membuka tabungannya dan
ingin membelikan sesuatu untuk orangtuamu yang menjadi mertuanya. Ia
akan membelikan buah-buahan atau nutrasetikal demi menjaga kesehatan
orang-orang yang kau cintai. Jika istrimu mahasiswi farmasi, di tengah
kesibukan praktikumnya yang menyita waktu, percayalah bahwa waktu yang
paling ia cintai adalah beberapa jam yang ia habiskan bersamamu dalam
menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai istri. Meskipun istrimu
kadang terlihat aneh karena sering berinteraksi dengan instrumentasi <span class="ojvfp7r8f" id="ojvfp7r8f_12">analisis</span>
ataupun dengan tikus. Percayalah bahwa saat ia lelah di laboratorium ia
ingin kau juga ada di sana untuk memberi dukungan dan kekuatan baginya.
Jangan heran jika sesekali ia akan memberikanmu kejutan dengan kalung
obat-obat, buku catatan yang terlihat seperti buku resep, atau mungkin
dia akan menjadikan namamu sebagai nama obat baru yang ia formulasikan.</i><br />
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -<br />
<br />
<a href="http://dwndilla.tumblr.com/" target="_blank"><strong>Dilla Wulan Ningrum</strong></a><br />
<br />amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-58476524578432279942014-05-31T07:12:00.007-07:002014-05-31T07:12:32.223-07:00 TRUST ME, I'M A PHARMACISTAkhirnya setelah bertapa di gunung merapi bersama macan akhirnya inget juga email blog ini. Maklumlah udah <strike>tua</strike> dewasa.<br />
halloooooo gaes *sapaan ala dodit* apa kabar?<br />
Udah tau belum sekarang aku sedang merintis karir di UII (<strike>Universitas Insyaallah Islam</strike> universitas islam indonesia) jurusan farmasi. Emang ya restu orang tua restu Allah juga. Ya sudahlah itung-itung ngebahagiain ortu.<br />
Alhamdulillah saya masih bisa bertahan hidup selama 2 semester di farmasi ini walaupun harus dengan tertatih tatih :""". Banyak temen yang ditengah jalan tiba tiba keluat dari farmasi dengan dalil bukan passion nya . Alasan yang klise memang.<br />
<a name='more'></a><br />
kuliah di farmasi itu susah susah susah, eh salah susah susah gampang, yang bikin susah itu laporanya. Bayangin aja bagi seorang farmasis mending ngerjain laporan praktikum 1 sks dan poinnya hanya 15% daripada belajar buat matakulaiah yang 4sks, ironi memang tapi itulah hukum alam di farmasi. malah yang Lebih ekstrim lagi ada orang yang bolos kuliah 3 sks demi ngerjain laporan praktikum 1 sks. <br />
Baru semester dua saja sudah ada 2 praktukum yang laporannya cukup membuat tangan saya berhasil kapalan dengan indahnya karena semua laporan itu<span style="font-size: large;"> tulis tangan.</span> Padahal di semester empat nanti bakal ada empat praktikum dan saya tidak bisa membayangkan bagaimana bentuk tangan saya kelak.<br />
selama 2 semester ini rekor saya praktikum udah mecahin tabung reaksi dan buret seharga <span style="font-size: x-large;">SATU JUTA LIMA RATUS RUPIAH.</span><br />
begini kronologinya:<br />
waktu itu setelah selesai praktikum berhubung reza baru ada urusan yang harus diselesaikan (re:boker) saya terpaksa mengembalikan alat alat lab. yang kita pinjam. Semula semua berjalan dengan sesuai rencana semua alat yang saya pinjam sudah berada pada tempatnya dengan sempurna termasuk si buret tadi. Tapi semuanya berubah ketika ada mbak mbak yang nyuruh ngembaliin buret kelompok lain yang belum di taruh di kardus. Awalnya perasaan saya sudah tidak enak tapi saya tetap melaksanankan perintah kampret itu, satu buret selamat saya taruh di kardus. Namun nasib buruk menimpa buret yang terakhir. ketika saya mau menaruhnya ternyata sebelah saya ada rak dan buret itu sukses pecah terbagi dua gara gara ketabrak rak tersebut.<br />
*piyaaaaar*<br />
mbak1: kenapa dek?<br />
aku: yah mbak pecaaah *dengan nada yang ketakutan*<br />
mbak 1: ya udah dek ganti.<br />
aku: berapa mbak? *tangan dan kaki mulai goyang goyang sendiri*<br />
mbak 1: 1jutaan dek tapi biasanya ditanggung satu kelas/angkatan.<br />
aku: *udah nggak bisa ngomong apa apa* *lemes duduk di bawah*<br />
mbak2: ada apa ini?<br />
mbak1: ini mecahin buret 1 juta ini<br />
mbak2:ha kok bisa?eh tapi harganya bukanya satu juta lima ratus ya? <br />
aku: *mau pingsan*<br />
mendadak semuanya gelap yang tersisa hanya suara suara tidak jelas sampai ada satu suara merdu entah dari siapa yang bekata bahwa "oh ini pecahanya bagus, bisa dilas kok. paling cuma 50rb". seketika saya kembali sadar dan bisa berdiri tegak *dengan tangan dan kaki masih goyang goyang*.<br />
aku: beneran bisa mbak?<br />
mbak3:bisa kok coba kamu ke FMIPA UGM ada tempat pengelasan kaca.<br />
aku: makasih mbaaaaak *dengan mata yang berkaca kaca*<br />
Alhamdulillah masalah buret sudah selesai dan sudah saya kembalikan di laboratorium deng ongkos las hanya 25rb. Sebenernya saya udah kapok pegang buret karena bukan sekali ini saja saya ngejatuhin buret dulu pernah saya ngejatuhin buret tapi alhamdulillahnya nggak papa, tapi mau gimana lagi anak farmasi ngelab tanpa buret itu butiran debu.<br />
Mungkin ini teguran dari Allah buat saya agar tidak grusa grusu lagi. Doakan ya gaes saya kuat di farmasi dan nggak mecahin apa apa lagi.<br />
<br />
<br />
<br />
With love<br />
<br />
<br />
Calon Apoteker :) amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-58210407889210062752013-07-02T20:38:00.001-07:002013-07-02T20:52:06.872-07:00Hanya IsyaratSemalem aku baru sempet lihat film rectoverso, filmnya keceee abis, banyak quotes yang ajib ajib, yang paling ngenak di aku sih yang waktu curhat di pantai, ada sekumpulan orang nyeritain pengalaman sedihnya. nah yang giliran ceweknya bercerita tentang pengalaman sedihnya. berikut quote / cerita si cewek *entahlah*<br />
<br />
<br />
<i>Kisah aku? kisah aku tentang seorang sahabat aku yang lahir di negeri orang, dia hidup dalam keluarga yang sangat sederhana. Setiap kali ibunya harus menghidangkan daging ayam sebagai lauk, ibunya mesti pergi ke pasar untuk membeli ayam, tapi cuma bagian punggungnya saja, cuma itu yang mampu dia beli. Akhirnya sahabat aku pun itu tumbuh dewasa dengan hanya mengetahui kalau ayam itu cuma mempunyai bagian punggung. dia nggak pernah tahu ada dada, paha, atau sayap. Punggung, menjadi satu-satunya definisi dia mengenai ayam.</i><br />
<i><br /></i>
<i><b><span style="font-size: large;">Kalau aku....aku jatuh cinta, <span class="status">aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya sanggup aku gapai sebatas punggungnya saja. </span><span class="status">Sesorang yang aku hanya sanggup aku nikmati bayangannya tapi takkan pernah bisa aku miliki. S</span><span class="status">eseorang yang hadir bagaikan bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang begitu saja tanpa sanggup tangan ini mengejarnya. </span><span class="status">Seseorang yang hanya bisa aku kirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. </span></span></b></i><br />
<i><br /></i>
<i><span class="status">Tapi sekarang justru menurut aku, sahabat aku itu orang yang paling berbahagia. dia bisa begitu menikmati punggung ayam, karena cuma itu yang dia tahu. sedangkan aku? aku justru orang yang paling bersedih, karena aku tau, apa yang nggak bakal pernah bisa aku miliki. </span></i><br />
<i><br /></i>
<br />amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-87616771162475425772013-06-07T07:48:00.004-07:002013-06-07T07:48:44.405-07:00Kekasih di Masa DepanKepada senyawaku…<br />
Hai sayang, saat kau membaca surat ini. Ya, tentu saja aku sudah
bersamamu. Membuatkanmu kopi tiap pagi, menyiapkan sarapan ,dan
merapikan bajumu, dan segala tindakan menyenangkan lain.<br />
Tahukah kamu, saat ini apa yang kurasakan? Ya… Saat ini aku memang
sedang berada di sebuah persimpangan dan lalu menempuh jalan yang sama
hingga merenta dan menutup usia.<br />
Aku di saat ini belum tahu seperti apa rupamu, apakah kau mancung
atau pesek. Tapi yang jelas, ketika kau membaca ini, sungguh aku tak
peduli. Hidungmu, nafas yang keluar dari situ sudah menjadi bagian dari
nyawaku.<br />
Aku di saat ini mungkin belum tahu jelas bagaimana suaramu, tapi aku
yakin saat kau baca surat ini. Suaramu adalah nada terindah yang kuingin
selalu tertiup di telingaku.<br />
Aku di saat ini mungkin belum tahu bagaimana bentuk matamu, tapi aku
yakin saat kau baca ini. Matamu adalah pnacaran sinar, yang menerangkan
setiap langkahku.<br />
Oh, kekasih hati sampai mati.<br />
Saat aku menulis ini, aku memang masih sendiri, tapi tak mengapa. Aku
menikmati rasa ini, karena akan ada ribuan hari yang akan kujalani
dengan tak sendiri nanti. Ya, bersamamu tentunya. Sedetik kutunggu,
selangkah kau mendatangiku. Bersamaan itu, kusiapkan hati agar kau tahu.
Aku selalu menjaganya hati-hati. Untukmu.<br />
Saat kau membaca ini. Kau, satu-satunya yang kutunggu. Terima kasih
atas segala waktu yang terlewati. Aku mencintaimu, dari dulu, kini, dan
nanti.<br />
Salam sayang, dariku kini. Senyawamu, bertahun-tahun lalu.<br />
<em>NB: Selesai kau baca in</em><a href="http://rahneputri.com/" target="_blank"></a><em>i, ciumlah aku :-)</em><br />
<br />
<em> @rahneputri </em>amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-41980385251616600482013-06-07T07:01:00.003-07:002013-06-07T07:01:52.625-07:00DatangKalau kamu datang,<br />
aku berjanji tidak akan bertanya kenapa baru sekarang<br />
Kalau kamu datang, aku berjanji tidak akan membuatmu berdiri di depan pintu terlalu lama.<br />
Kalau kamu datang, aku berjanji tidak akan bertanya, hati mana saja yang sudah kau lewati untuk sampai di sini.<br />
Karena dengan langkahmu, aku terbangun, dari mati suri yang aku nina-bobokan sendiri<br />
Kalau kamu datang, tolong jangan pergi.<br />
Aku lelah menjaga pintu.<br />
Kalau kamu datang.<br />
Aku berani sumpah, aku tenang.<br />
<br />
<br />
<span style="color: black;">@rahneputri</span>
amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-79629658915978583602013-05-27T09:06:00.002-07:002013-05-27T09:06:25.895-07:00Bukan di Jalan Ini Assalamu'alaikum<br />
<br />
eeem hari ini pengunguman SNMPTN, dan sudah sejak 15 menit sebelum di buka aku dan bapk udah standby di depan laptop. menanti satu kata yang akan merubah hidupku *lebay*. mungkin Allah berkehendak lain. iya aku belum lolos. kalo tadi mungkin nggak ada bapak aku udah nangis. bukan bukan karena kecewa nggak lolos undangan tapi sedih karena gagal bikin oran tua seneng untuk yang ke sekian kalinya. <br />
aku percaya Allah sudah menyiapkan tempat yang lebih indah dan untuk ketempat itu kita harus melewati jalan lain yang lebih panjang dan berliku. kita hanya butuh kaki yang melangkah lebih cepat dan rasa sabar karena jalanya tidak semulus dari biasanya.<br />
oh iya, dia yang selalu aku ceritakan sudah duluan lolos di UGM, eeem aku akan menyusulnya. pasti.<br />
<br />
<br />
Wassalamu'alaikum<br />
<br />
<br />
<br />
pejuang SBMPTNamalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-1123979003852173842013-05-25T01:52:00.000-07:002013-05-25T01:52:26.439-07:00Lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati?<span class="lirik_line" id="line_14">"jangankan diriku</span><span class="lirik_line" id="line_15">semut pun kan marah</span><span class="lirik_line" id="line_16">bila terlalu, lebih baiksakit begini</span><span class="lirik_line" id="line_17"> daripada sakit hati</span><span class="lirik_line hover" id="line_18">lebih baik sakit gigi ini</span><span class="lirik_line hover" id="line_19">biar tak mengapa</span>"<br />
<br />
kalian pasti sangat familiar dengan lirik lagu tadi. gue rasa kalo si pencipta lagunya nggak pernah ngrasain gimana rasanya sakit gigi. ya, nama gue linda dan umur gue *masih* 18 tahun. seperti remaja pada umumnya saat ini sampailah saya ke tahap pertumbuhan gigi geraham paling belakang. gue jelasin sebentar ya, rahang manusia indonesia itu terlalu kecil untuk menampung gigi gigi kita, sehingga pada umur 17-25 tahun akan muncul gigi geraham paling belakang. karena rahang kita terus memlebar sampai umur 25 tahun.<br />
<a name='more'></a><br />
sebenernya gue udah ngerasain gejala gejala mengerikan ini sejak setahun yang lalu. rasanya itu linu dan nyeri. dulu dulu sih di kasih parasetamol+koyo+gulung gulung di lantai aja udah sembuh. tapi ini tidak berlaku saat beberapa hari yang lalu. seperti biasa gigi gue kumat, karena stok parasetamol di rumah habis gue memutuskan untuk pergi ke <strike>toko bangunan</strike> apotek. tapi ternyata apotek di deket rumah udah tutup, alhasil gue pergi ke ****mart siapa tau ada parasetamol. ternyata dugaan gue salah besar, obat itu nggak ada. gue nangis sejadi jadinya di ****mart *lebay aja sih*. akhirnya gue memutuskan untuk beli koyo karena biasanya juga di kasih koyo. dengan perasaan damai akhirnya gue pulang.<br />
sampai dirumah gue pasanglah satu koyo di pipi kiri gue. satu jam nggak ada reaksi, gue tambah koyo, dua jam nggak ada perubahan gue tambah lagi koyo di pipi gue. dan alhasil ada 3 koyo yang terpasang indah di pipi gue, terbuat dari apa sih pipi gue, apa terlalu tebal?.<br />
berhubung ikan udah bobok, kodok kodok sudah bernyanyi, cicak cicak sudah menari nari gue memutuskan untuk tidur. satu jam kemudian gue bangun sumpah nyiri bangeeeet, berhubung para penghuni rumah udah tidur gue cuma bisa nahan dan mengompresnya dengan es. setelah mendingan gue tidur lagi. daaaaan gue terbangun, saakiiit banget akhirnya gue memutuskan untuk nonton tv sambil nangis. dan gue baru sadar kalo pipi gue bengkak segede bola basket. paginya gue les eh temen malah bilang "kok makan rambutan nggak di lepeh lepeh?" sumpah pengen gue makan tu anak. oh ya temen gue yang baik hati sih nyaranin gue buat pakek masker. sorenya gue dan ibu memutuskan untuk ke dokter gigi. ini kali pertama setelah nahan selama satu taun. asli gue paling cemen kalo ke dokter gigi. berhubung dokter giginya udah tutup jadilah gue ke bedah mulut *makin kampret aja* seketika nyali gue ciyuuut. akhirnya nama gue di panggil. hatiku cenat cenut tak menentu. di dalem gigi gue di cek. "ini sepertinya tumbuhnya bagus, em di ronsen dulu aja deh, nanti kalo jelek di jabut, kalo bagus nanti dibelah gusinya besok minggu depan balik lagi." *nelen linggis*. ini kenapa pilihanya nggak enak banget sih. nggak ada gitu cara yang lebih mulia dan manusiawi?. saat itu juga gue ronsen dan gue kaget stengah mati ternyata tumbunya duaaaa. tapi yang kanan nggak begitu sakit. gue di kasih obat buat ngempesin ni bengkak.<br />
besoknya gue sekolah pakek masker sesuai saran temen gue. gue ngrasa lebih cantik. besoknya gue udah nggak pakek masker soalnya bengkanya udah mendingan abis gerah kalo pakek masker. eh ada temen gue yang nyletuk "kok maem permen nggak selesai selesai". kemarin rambutan sekarang permen, alhamdulillah lah udah turun pangkat. dan sekarang gue sedang mengumpulkan kekuatan untuk besok hari senin. oh iya teori sakit hati lebih mending dari pada sakit gigi itu SALAH BESAAAR. oke? camkan<br />
ini ada hasil ronsenya<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-OfLA3DXlsuo/UaB6IhkkQuI/AAAAAAAAAB0/bt9lXvjoaP4/s1600/2013-05-25+13.51.14.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-OfLA3DXlsuo/UaB6IhkkQuI/AAAAAAAAAB0/bt9lXvjoaP4/s320/2013-05-25+13.51.14.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
indah bukan?</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-79593931980484076352013-05-24T10:40:00.000-07:002013-05-24T10:58:14.665-07:00Bantu Aku Melupakanmuhari ini aku lulus, seneng banget bisa sampai ke tahap ini. setelah perjuanganku selama 3 tahun akhirnya aku dapat memetik hasilnya. lulus, ya itu tanda bahwa sebentar lagi aku meninggalkan masa putih abu abu ini dan tentunya berpisah dengan mu. kamu <span class="status">yang sudah jadi bagian dari hari-hariku, hampir setiap hari aku melihatmu, kamu </span>yang selama 2 tahun menguasai hatiku, kamu yang hanya mampu aku lihat dari kejauhan. kamu yang hanya bisa aku bayangkan. kamu tau? aku suka membayangkan kamu ada didekatku berbagi cerita, tertawa bersama, belajar bersama dan masih banyak lagi khayalanku tentangmu. <br />
<a name='more'></a>dan pada akhirnya aku tak mampu mengungkapka apa yang aku rasakan hingga detik ini. andaikan kamu tau tanpa aku harus berkata bahwa ada rindu yang tak mampu terucap, ada cinta yang tak sanggup aku katakan, ada cemburu yang tak berani aku perlihatkan, ada air mata yang kerap jatuh tak tertahan. jangankan mengucap cinta, berbicara dengamu saja lidahku kelu, matamu adalah gravitasku yang mampu menahanku. kudengar engkau dekat dengan wanita itu, wanita itu memang sempurna, wajar saja jika kamu menyukainya dan kudengan juga ada wanita lain yang menyukaimu. demi Tuhan hatiku linu mendengarnya, kakiku bergetar. dan lebih menyiksanya lagi aku harus tersenyum mendengarkannya. bagaimana mungkin aku dapat tersenyum saat hatiku mulai remuk. terkadang lelah menyuruhku menyerah untuk mencintaimu. tapi dulu kamu pernah bilang "kenapa harus berlelah diri dimasa penantian?" pasti kamu nggak nyangka kalau setiap curhatan tentang seseorang yang selalu aku ceritakan itu kamu. ah kamu memang tidak peka atau mungkin kamu tau tapi kamu hanya pura pura tidak tau? aku nggak akan menyalahkan kamu, jika ada yang harus di salahkan itu tidak lain aku. karena berani beraninya aku menyukaimu. dan betapa bodohnya aku<span class="status shift"> meskipun aku tahu bahwa tak ada harapan tuk bisa bersamamu, aku tetap berdoa agar suatu saat aku dan kamu menjadi kita, kita yang saling</span><span class="status shift"><span class="status"> mengharapkan, mendambakan, dan memperjuagkan</span>.</span> percayalah jika aku mampu aku sudah menghilangkan perasaan ini sejak dulu. aku sangat sadar aku bukan apa apa jika di bandingkan dengan wanita wanita itu. mungkin bagimu aku hanyalah figuran yang numpang lewat di hidupmu. apa aku harus melupakanmu? bukankah hakikat cinta adalah melepaskan? aku percaya teori yang mengatakan bahwa tulang rusuk itu tidak akan tertukar dan akan kembali pada tempatnya. mau kah kamu membantuku? bantu aku melupakanmu, tolong kembalikan <span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">aku ke jalanku dulu. sekali lagi aku minta maaf bila aku menggu rute perjalanmu. kufikir aku dapat berjalan berdampingan dengamu melewati rute ini tapi ternyata aku salah. kamu terlalu cepat berlari. satu hal yang aku ingin engkau tau </span><span class="status shift">aku mencintaimu, kamu adalah khayalan yang indah, cita-cita yang sulit digapai tangan dan nada nada lagu dalam mimpiku. </span><br />
<span class="status shift"><br /></span>
<span class="status shift"><br /></span>
<span class="status shift"><br /></span>
<span class="status shift">with love</span><br />
<span class="status shift"><br /></span>
<span class="status shift"><br /></span>
<span class="status shift"><br /></span>
<span class="status shift"><br /></span>
<span class="status shift">seseorang yang selalu memandangimu diam diam </span>amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-75543103408881992702013-05-24T09:34:00.001-07:002013-05-24T09:34:45.909-07:00Terimakasih<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:11.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
Alhamdulillah akhirnya lulus juga, saya mau menyampaikan rasa terimakasih
saya kepada: <br />
<br />
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Allah : terimakasih YA Allah atas segala kemudahan yang
Engkau berikan.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Orang tua: terimaksih karena sudah menyokolahkan saya,
tanpa kalian aku tidak bisa seperti ini. terimaksih atas doa tulus kalian yang
selalu kalian panjatkan demi anakmu yang belum bisa membahagiakan kalian.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Guru: terimakasi karena kalian dengan senang hati mau
membagi ilmu kalian.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Teman teman: terimaksih untuk dukungan kalian, kalian
adalah salah satu sumber semangatku.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Buku: tanpamu aku tidak dapat mencatat ilmu yang
kudapat.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Pengsil: terimaksih sudah setia mendampingi bukuku.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Meja: terimakasih karena telah sudi memberiku tempat
untuk belajar.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Kursi: terimaksih sudah mau aku duduki waupun aku
sangat berat.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Papan tulis: Sumpah tanpa elo dunia terasa hampa. Thanks
bro</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">10.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Spidol:
terimaksih sudah mengisi hari harinya si papan tulis agar lebih berwarna.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">11.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Proyektor:
sumpah elo kereeen, sinar lo mampu memperjelas ilmuku.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">12.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Laptop:
makasih banget udah mau nemenin aku ngerjaiin laporan.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">13.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Montor:
tanpamu aku nggak akan sampai sekolah.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">14.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Tas:
makasih karena telah menjaga merawat dan melindungi benda benda yang berharga
bagi seorang pelajar sepertiku</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">15.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Uang:
tanpamu mungkin aku akan mati kelaparan di sekolah.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">16.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span>Spatu:
tanpa kalian mungkin kaki ku udah lecet lecet.</div>
<div style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 18.0pt;">
Sebenernya masih banyak tapi pegel yang nulis. Intinya
terimakasiiiih banget tanpa orang orang dan benda benda di atas aku nggak akan
bisa seperti sekarang. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-85911099674375297072013-05-19T02:12:00.003-07:002013-05-19T02:12:25.310-07:00Saat Cinta Harus Memilih<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif";"> </span><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 18.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Saat Cinta Harus Memilih</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif";">“Wi bangun, sudah pagi ini” kata ibu sambil mengetuk pinti
kamarku. Pelan pelan aku mencoba untuk membuka mata dan mengumpulkan segala
tenaga. Yah hari ini adalah hari pertamaku masuk SMA, jadi wajar saja jika aku
susah untuk bangun pagi karena terbiasa bangun siang selama libur sekolah.
Segera saja aku mandi dan mempersiapkan kostumku untuk acara MOS. “ah ada ada
saja ini masak iya suruh nempelin pita diseluruh jilbabku” gerutuku kesal. Dan
benar saja setelah aku siap dan membuka kamarku untuk segera sarapan seluruh
keluargaku menertawakanku karena menurut mereka aku sangat aneh. “ya ampun
lucunya anak ayah ini” ledek ayahku. “yaaah apaan sih yah” jawabku kesal </span></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“cepetan sarapannya, itu nak kiki udah di depan” kata ibuku sambil
menepuk bahuku. “iya bu sebentar”. Segera aku keluar rumah dan menemui lelaki
itu, pandanganku masih tertuju pada lelaki itu. Lelaki yang seperti magnet
dengan daya tarik terkuat, dan aku adalah benda konduktor yang rela ditarik
oleh magis pesonanya. Lelaki yang sejak aku smp mengenalnya dan diam diam aku
menyukainya. Entah ini perasaan semu atau apa, yang kurasa aku ingin selalu
dekat dengannya. Betapa sempurnanya hidupku saat mengetahui bahawa lelaki itu
juga memiliki perasaan yang sama. Aku takakan pernah lupa bagaimana cara dia memintaku
untuk menjadi kekasihnya. Lelaki yang kini telah menjadi miliku kini ada di
depanku dengan senyumnya yang selalu aku tunggu dan tatapannya yang selalu
membuatku tenang. Sudah sebulan kami menjalani hubungan yang kata ayahku cinta
monyet. Tapi ayahku tak melarangnya karena kebetulan ayah dari lelaki itu
adalah teman ayahku. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“Hey kok bengong? Sudah siap? Ayo berangkat nanti kita terlambat
lo?” sapa kiki dengan lembut membuyarkan segala lamunanku. “iya ini udah siap,
ayo kita berangkat” jawabku riang. Aku dan kiki memang sudah tidak satu sekolah
tapi sekolah kami jaraknya cukup dekat dan searah jadi kiki memintaku untuk
berangkat bersamanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“Gimana persiapan MOSnya wi?” <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“Ribet aku malu nih kaya ondel ondel saja”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Nggak kok, kamu masih
tetep cantik”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Gombal.....” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“hahahahaha” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Saat istirahan aku dan teman teman pergi ke kantin untuk membeli
minum. “wi kamu mau ikut organisasi apa?” tanya Diyah teman sebangkuku. “masih
bingung aku yah, em sepertinya aku mau ikut rohani islam aja deh, lumayankan
jadi tambah tambah ilmu dan pengalaman” . </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Hari ini adalah perekrutan organisasi islam, dan aku mendaftarkan
diri untuk mengikuti organisasi tersebut. “ukhti besok minggu dateng ya ke
pengajian” ajak dewi salah satu temanku di organisasi tersebut. “iya insyallah ya
dew” balasku sambil tersenyum.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Hari minggu pun tiba, aku memintak kiki untuk mengantarkanku
kesekolah untuk mengikuti pengajian tadi.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“nanti mau di jemput jam berapa?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“eeeem jam 10, kamu bisa jemput?” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“bisa kok, nanti aku jemput di sini ya
?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“iya, ati ati ya”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pengajian
ahad itu ternyata membahas tentantang virus merah jambu, di pengajian itu aku
baru mengetahui ternyata pacaran itu sama dengan berdzina. Seketika hatiku
bergetar, perasaan bersalah dan berdosa menghinggap dan menari nari di otakku.
Aku hanya bisa diam dan berenung ketika pengisi pengajian menyampaikan
kebenaran kebenaran yang selama ini aku tidak mengetahunya, atau...aku pura
pura tidak tau? Dan betapa mengerikannya ketika pengisi pengajian memberi tahu
adzab adzab yang akan kita rasakan karena kita bila kita berdzina. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sepanjang
perjalanan pulang tak ada percakapan diantara aku dan Kiki aku hanya diam, tak
bergeming. Kalaupun Kiki mengajakku berbicara aku hanya menjawabya singkat dan
sedikit ketus. “kamu kenapa sih wi? Sakit?” akhirnya Kikipun menanyakan hal ini
kepadaku. “ enggak kok” balasku singkat. “terus kenapa? ada masalah apa?” tanya
Kiki sedikit panik. “enggak, nggak ada apa-apa kok” .</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sesampainya
dirumah aku cuma diam, menyendiri di kamar. Mungkin seisi rumah heran kenapa
aku berkelakuan aneh. Sesekali ibuku mengetuk pintu untuk mengajak makan, tapi
selalu ku tolak dengan dalih masih kenyang. Yang aku lakukan di kamar hanya menangis.
Rasa sesal, bersalah, takut, bingung campur menjadi satu. Apa yang harus aku
lakukan? Apa aku harus mengakhiri hubungan ini? Hubungan yang begitu indah, dan
untuk yang pertama kalinya bagiku. Ya Allah beri aku petunjuk-Mu. Batinku
merintintih tak kuat bila harus membayangkan kalau aku tanpanya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Malam
itu aku tahajut, menumpahkan segala rasa, dan memohon ampunan-Nya. Dalam
sujudku yang terakhir butiran butiran air mata tumpah. Malam itu pun aku
mengambil keputusan, keputusan yang akan merubah hidupku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pagi
harinya aku sms kiki untuk mengajaknya bertemu di taman dekat rumahku. Dan kiki
pun mengiyakan permintaanku. Rasanya tak kuat aku langkahkan kaki menuju taman,
terasa berat seolah olah ada beban berkilo-kilo di kakiku. Saat itu kiki belum
datang, aku duduk di taman, taman yang menjadi saksi saat kita mengikat
hubungan yang semu ini. Hubungan yang aku sendiripun belum paham apa
maknanya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“hy
wi ada apa? Kangen ya?” sapa kiki. Aku hanya diam tak menjawab pertanyaanya.
“looh mata kamu kenapa kok bengkak? Kamu habis nangis? Ada masalah apa?” tanya
kiki lagi. Mungkin ini gara gara aku mengangis semalaman. “ki aku mau ngomong
sesutu sama kamu” . “ ada apa?” balas kiki gusar. “aku ingin kita putus kik”
akhirnya kalimat itupun keluar dari mulutku bersamaan dengan jatuhnya tetesan
airmata ini. “looh kok gitu? Kenapa? apa salahku?” protes kiki tidak trima.
“ki, hubungan ini tidak boleh di lanjutkan, agama tidak membolehkan kita
melakukan hubungan ini” jelasku. Tak kuat rasanya untuk menatap mata kiki. “tapi...aku
mencintaimu, apa yang salah?” jawab kiki sambil terbata-bata. “hubungan ini
yang salah!” aku menangis sejadi jadinya. Akhirnya aku meninggalkan kiki
sendirian di taman, meninggalkan lelaki yang sangat ku cinta. Lelaki yang
selalu ku tunggu senyum yang selalu mengembang di wajahnya kala dia menatapku,
lelaki yang mempunya tatapan sendu yang selalu mampu menenangkanku. Di taman ini
tempat dimana aku memulai hubungan dengannya, sekaligus mengakhirnya. Dan sore
itu menjadi sore yang paling menyedihkan yang pernah aku lalui. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Satu
bulan berlalu, semenjak kejadian itu aku tak pernah lagi mendengar kabar
darinya atau bertemu dengannya. Mungkin dia marah kepadaku, dan akupun bisa
terima. Aku sepi, di tengan opini orang yang menganggapku ramai. Senyumku
terkadang hanya hiasan bibir. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Sore ini hujan turun lagi, hujan ternyata masih menjadi peran
antagonis, hujan kembali mengingatkanku padanya. Dia yang satu bulan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ini aku tinggalkan, tanpa ucapan selamat
tinggal. Dia yang selalu mengajariku bagaimana cara tersenyum dalam kesedihan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ya
Allah...berdosakah aku kalau aku masih saja merindukanya, berdosakah aku bila
aku masih mencintainya? Terkadang aku masih mengkhawatirkan bagaimana pola
makanya, konyol memang. Selalu terselib namanya dalam setiap sujutku. Walau
tangan ini tak dapat memeluknya tapi aku selalu memeluknya dalam doa. Terkadang
aku meminta kepada Tuhan agar dia menjadi imamku kelak. Aku ingin sekali kelak
aku dan dia mengikat suatu hubungan lagi, hubungan yang nyata dan suci.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Aku
dengar kini dia tengah dekat dekan seorang wanita. Siapa wanita pilahanya saat
ini? Betapa beruntungnya wanita itu bisa menjadi miliknya. Aku berharap wanita
itu bisa menghapus rasa sakit yang dia rasakan dan menggantikanya dengan
senyuman. Aku bahagia karna dia telah mendapatkan penggantiku walau masih
terselib rasa sakit. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Aku
sempat terpikir untuk melupakannya, sempat terencana untuk menghapus kenangannya,
pernah terbesit untuk tak lagi merindukanya, tapi ternyata aku belum cukup kuat
untuk melakukanya. Aku terlalu lemah untuk melupakanya. Berdosakah aku ya
Tuhan? </span></div>
amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-78402098850861727922013-05-18T07:41:00.006-07:002013-05-18T07:42:40.221-07:00puisi <div style="text-align: center;">
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"> RINDU INI MILIKMU</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">malam ini <br /> untuk kesekian kalinya rinduku menghadirkan bayanganmu<br /> bayangan yang seakan akan nyata<br /> adakah kau merasaknya juga?<br /> <br /> Taukah engkau?<br /> Rindu ini kian menggunung<br /> terpatri hanya tentangmu<br /><span class="text_exposed_show"> kusimpan rasa ini di ujung gelisah<br /> <br /> engkau cintau, cinta terpendamku<br /> engkau rinduku, rindu terbesarku<br /> angin, sampaikan padanya<br /> bahwa "rindu ini milikmu"</span></span></div>
amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-72888383256658832112013-05-10T09:01:00.001-07:002013-05-10T09:04:52.656-07:00DIA ku ingin kau tau, diriku disini menanti dirimu<br />
<br />
itu adalah sepenggal lagu yang entah kenapa sanggup membuat dadaku nyeri, ya sangaaat nyeri. dua tahun sudah aku menyimpan perasaan ini. taukah kamu kalo aku diam diam menyukaimu? diam diam aku mencuri senyummu? diam diam aku memperhatikanmu? diam diam aku merindukanmu? semuanya serba diam diam. aku tak berani mendekatinya, sekedar menatap matanya pun aku tak sanggup. anehnya aku tak ingin memilikinya sekarang, aku ingin dia menjadi imamku, calon ayah untuk anak anakku. terlalu dini memang melihat aku yang masih duduk di SMA. aku mencitainya karena agamanya, sesederhana itu. namanya adalah topik yang sering aku bicarakan dengan Tuhan. sangat mustahil memang jika dia juga membalas perasaanku, karna aku hanya manusia yang jauh dari perempuan muslimah. tugasku bukan untuk mengejarnya namun memperbaikki akhlakku agar pantas mendampinginya kelak. ya Rabb tolong bantu aku untuk berubah.<br />
<br />
<br />
with love<br />
<br />
<br />
<br />
penikmat senyumanmu<br />
<br />amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-35922475209785793022013-05-05T01:40:00.002-07:002013-05-05T01:54:18.500-07:00HALLOOOOOO Assalamu'alaikum<br />
<br />
ya ampuuun ternyata udah lama banget ya gue enggak ngeblog....<br />
oh iya gue udah UN loo hebat kan, iya UN, yang udah ngebuat gue cukup steres, bayangin aja malem sebelum UN, tepatnya minggu malem gue mondar mandir kamar mandi sampek lebih dari 10 kali. BAYANGKAAN !!!!!!<br />
gue mauberbagi pengalaman selama UN, oke perhatikan<br />
<a name='more'></a><br />
teori try out lebih susah daripada UN itu nggak berlaku buat fisika, ngerjain soal UN fisika itu rasaya kayak pengen ngebenturin kepala ketembok abis itu nyanyi pakek TOA sambil nari tor tor. SUSAAAAAAAAH BEEETZZ *pakek Z*. selesai UN fisika tiba tiba muka temen temen jadi hitam, kelam, suram. ternyata mereka juga kesusahan :''''' *itu nggak berlaku buat yang udah masternya*. berhubung habis fisika itu masih ada jadwal bahasa inggris akhirnya kami sepakat untuk move on, melupkan gimana sakitnya ngerjain fisika.<br />
hari terakhir UN itu jadwalnya kimia sama biologi. gue rasa yang bikin jadwal itu nggak punya perasaan, dan gue yakin kalo mereka itu bukan dari anak IPA jadi nggak ngerti betapa susahnya ngerjain kimia sama biologi. waktu gue ngerjain kimia setiap gue ngitung kebanyakan ketemu, cuma segelintir soal yang gue kerjain pakek ilmu hitam (re: ngawur). waktu buat ngerjain kimia udah abis tiba tiba depan gue ngomong "soal kimiane angel" *mati*. gimana enggak salah satu mahluk paling pinter di kelas bilang soal kimianya susah, TERUUUUS JAWABAN GUE TADI GIMANAAAAAA :'''''''' seketika hati gue hancur menjadi keping keping, gue gamang, mood terjun bebas :''''''''<br />
akhirnya jadwal terakhir dan itu jadwalnya biologi, sumpah ya, boseeeen banget ngerjain biologi. gue inget gue punya permen, gue ambil dah tu permen dengan sembunyi sembunyi gue membuka bungkusnya, ternya pengawasnya ngeliatin gue. berhubung gue ogah di curigain yang aneh aneh setelah melakukan perdebatan hebat dengan hati kecil gue akhirnya gue mutuskan untuk membuka itu permen di atas meja toh nggak ada larangan nggak boleh makan waktu UN. permennya susaaah dibuka waktu udag berhasil dan gue sudah memasukkan tu permen kedalam mulut ternyata temen temen ngliatin gue *mampus* gue malu.<br />
oh iya gue punya kebiasaan nyoret nyoret di soal UN kalo ada sisa waktu. biasanya sih curhat curhat nggak jelas, apa yang gue baru rasain gue tulis di UN misal: baru laper, bosen frustasi dll , seketika soal UN udah berubah menjadi diary di tangan gue. dan suatu hari ada temen yang bilang<br />
"eh jarene bu tantri, bahasa indonesiane sekolahe dewe kalah karo sekolah X loo"<br />
"la kok ngerti?"<br />
"kan soale kui di tumpuk, terus mbi bu guru di cocokke, oh iyo koe kae kan cerito nek koe senengane curhat neng soal UN kemungkinan besar sih curhatanmu di woco".<br />
"serius?"<br />
HUAAAA IBUUUUUUUUUUUUUUUUKK PULANGKAN SAJA AKU KE RAHIMMU :'''''<br />
<br />
intinya ngejalanin UN itu capeeek, capek lahir batin. tidur nggak tenang, makan nggak enak, minum nggak ketelen, beeeeuh rasanyaa..... dan sekarang waktunya menunggu hasilnya, enggak terlalu berharap banyak sih tapi semoga tidak mengecewakaan *aamiin* oh iya doain juga ya biar aku di terima di universitas yang aku impi impikan.<br />
<br />
wassalamu'alaikum<br />
<br />
tertanda<br />
<br />
<br />
<br />
pejuang UN <br />
<br />amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-7493814991341476762011-08-13T21:29:00.000-07:002011-08-13T21:34:01.476-07:00Kesetiaaniseng iseng nyari cerita, malah ketemu sama cerita super duper mengharukan. percaya apa enggak waktu gue baca aiir mata gue jatuh *untung bukan air liur. inih langsung aja yaa....<br />
<br />
Cinta itu butuh kesabaran…<br />
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???<br />
Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..<br />
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..<br />
Pernikahan kami sederhana namun meriah…..<br />
Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.<br />
Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.<br />
Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.<br />
Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..<br />
Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….<br />
Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.<br />
Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat
terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah
dengannya.<br />
***<br />
Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa
waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena
sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil
(bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.Karena dia anak lelaki
satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk
mendapatkan penerus generasi baginya.Alhamdulillah saat itu suamiku
mendukungku…Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga
titipan-NYA.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya
tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan
dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari
suamiku…Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi
dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…Pernah suatu ketika
satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya
hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku
menjadi seorang janda itu.Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum
sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang &
malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik
dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku
sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.<br />
<br />
Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami,
aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman
suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang
sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur
suamiku.Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika
melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di
hadapannya.Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan,
“Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di
depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja,
mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.<br />
<br />
Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat.
Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata
“Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih
namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.<br />
<br />
Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …<br />
“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.<br />
<br />
Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah
mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan
keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku
pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam
ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.Aku sibuk
membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar
aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian
mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun
mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.<br />
<br />
Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada<br />
kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”<br />
<br />
Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan
abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil.
Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan
berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang
menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan
memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya,
toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun
tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi
meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.<br />
<br />
Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia
kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam
kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.<br />
<br />
***<br />
Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut
kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.Pagi itu, pada
saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke
taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di
ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam
air mancur itu.<br />
<br />
Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”<br />
Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”<br />
Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”<br />
“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga
sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan
aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.<br />
“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu
disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan
sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya
itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat
untuknya.<br />
”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.<br />
”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu
tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium
keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan
pada nya.<br />
Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang &
cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.<br />
<br />
Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi
karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku
karena suamiku sangat sayang padaku.Kemudian aku memutuskan agar ia saja
yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah
tangga kami.Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh
keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan
diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir
justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh
keluarga ini.Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan
keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus
airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini
bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak
tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan
ditinggal pergi olehnya.<br />
<br />
Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu
bersama-sama kemana pun ia pergi.Apa mungkin aku sedih karena aku
sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu
sajalah teman mengobrolku.Hati ini sedih akan di tinggal pergi
olehnya.Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi
kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak,
tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia
pasti akan selalu menelponku.<br />
<br />
Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa
sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis,
jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.Saat kami
berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh
sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan
aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami
pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang
kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut
rahim stadium 3.Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan
lagi..Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu
berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa
memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.Aku
kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya,
“kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..<br />
<br />
Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah
jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia
selalu marah-marah terhadapku..Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini
dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di
Sabang.Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku
akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi
hari aku hitung…Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku
sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang
masuk.Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.Ia
menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari
lagi, aku akan kabarin lagi”.Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin
marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu
pun tiba, aku menantinya di rumah.Sebagai seorang istri, aku pun
berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut
suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah
komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.<br />
<br />
Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam.
Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap
berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci
kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah
kami.Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa
reaksinya..Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan
langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya
kabarku..Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan
bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam,
mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha
Pencipta.Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur
sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus
wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus
witir 3 raka’at.<br />
<br />
***<br />
<br />
Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya
dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku
memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku
berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari
rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.<br />
<br />
Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?<br />
<br />
Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat
itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang
mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang
terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja
sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.Ada apa ini? Tanya hatiku
penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari
kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi
memanjakan aku.Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia
telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya
berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya
aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada
yg keras. Suamiku telah berubah.<br />
<br />
Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan
mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku
serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang
suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku
pegang.Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.<br />
<br />
***<br />
<br />
Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap
malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru
saja berkenalan.<br />
Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap
seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia
perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia
tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku
telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu
kapan ini semua akan berakhir.<br />
<br />
Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai
seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk
pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.Sungguh.. suami
yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing
bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir
sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku
memanggilku.<br />
“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.<br />
“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.<br />
“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.<br />
Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar,
dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.<br />
Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”<br />
Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke
Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.<br />
Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia
menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh
cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin..
sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin
rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.<br />
Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi,
suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan
sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya
bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..<br />
<br />
Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku
tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah
berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada
acara apa ini..Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak
betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan
keluarga besarnya.Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin
memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari
tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante
yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang
tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah
besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.Kemudian
aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan,
aku tak berani bertanya padanya.<br />
Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.<br />
“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau
Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.<br />
”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..<br />
Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8
tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang
sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.<br />
Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?<br />
“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau
menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di
atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat
lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.<br />
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.<br />
“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.<br />
Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin
aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya
keberanian itu.<br />
<br />
Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari
ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata,
“kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“MasyaAllah.. kuatkan
hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya,
hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..<br />
<br />
Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di
pulau kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.<br />
“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.<br />
Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.<br />
”Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat
berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan
keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.”<br />
Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada
saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air
mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.<br />
Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”<br />
Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”<br />
Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan
pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan
ini Nek?.”<br />
Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”<br />
”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk
menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara
seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.Tak tahan lagi.. air mata
ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku
langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri
disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit.
Diiringi akutnya penyakitku..<br />
Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?<br />
Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“<br />
Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok.
Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku
sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.<br />
Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia
berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera
memandangnya dari cermin meja rias itu.<br />
Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu
memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal
pergi kamu nanti! Iya kan?.”Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku
tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok,
dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.<br />
Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak
memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“<br />
“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.<br />
Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan
aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi
pernikahan suamiku.<br />
Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin
takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan
aku atas rasa sayang dan cintanya itu.<br />
<br />
***<br />
Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di
laptopku.Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku
marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat
suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam
itu kepadaku. Aku<br />
save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”Hari
pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk
keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena
mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat
lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk
dan berbicara padaku.<br />
“Apakah kamu sudah siap?”<br />
Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :<br />
“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk
kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu,
lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di
ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah
itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan
pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.<br />
Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”<br />
Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…<br />
“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.<br />
Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa
bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak
sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.<br />
Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku
dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui
selain mama”.<br />
Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata,
“Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah
berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku
kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang
harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita
pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama
Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang
aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud
di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah,
telah membuatmu susah”.<br />
Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.<br />
Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba
perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia
bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.<br />
Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu
itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“.
Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus
khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.<br />
<br />
Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang
suamiku.Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu,
membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”,
tapi aku ingat akan kondisiku.Jantung ini berdebar kencang saat
mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik
napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku
berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.<br />
<br />
Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang
yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan
tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi
dibalik itu.. hatiku menangis.Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke
dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan
perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?<br />
Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.<br />
Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan
perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka
lakukan didalam sana.<br />
Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk
berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa
ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur
dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil
menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku,
tentu saja aku kaget.<br />
“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku
tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata,
“maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya
aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa
dan juga adik-adikku”<br />
Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk
istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja,
sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh
malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah
merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku
untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2
tahun ini..<br />
Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”<br />
Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.<br />
Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”<br />
”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah
sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab
seperti itu.<br />
Lalu suamiku berkata, ”Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda..
Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai
ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan
satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda
dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan
seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi
takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur
dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga
ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda”<br />
Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada
kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak
pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku
ini.Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak
pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya
mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang
lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku
tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.“<br />
<br />
Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian
dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan
suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.Karena
aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.<br />
<br />
***<br />
<br />
Keesokan harinya…<br />
Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing,
rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan
main, ia langsung menggendongku.<br />
Aku pun dilarikan ke rumah sakit..<br />
Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..<br />
Aku merasakan tanganku basah..<br />
Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.<br />
Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”<br />
Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?<br />
Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda
ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”<br />
“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”<br />
Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas,
kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan
suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.<br />
Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.<br />
Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..<br />
Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..<br />
Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.<br />
Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.<br />
Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu
sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku
selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah
diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau
sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah
menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa
yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan
Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”<br />
<br />
***<br />
Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.<br />
================================================== ===<br />
Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?<br />
Aku dihina oleh mereka ayah.<br />
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?<br />
Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia
adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat
terlihat Ayah..<br />
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia
memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti
itu ayah?<br />
Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..<br />
Aku diusir dari rumah sakit.<br />
Aku tak boleh merawat suamiku.<br />
Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.<br />
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.<br />
Aku sangat marah..<br />
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan<br />
ibunya..<br />
Aku tak mau sakit hati lagi.<br />
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..<br />
Engkau Maha Adil..<br />
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..<br />
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..<br />
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..<br />
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..<br />
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..<br />
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..<br />
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.<br />
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.<br />
Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.<br />
Aku harus sadar diri.<br />
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.<br />
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?<br />
Ayah.. aku masih tak rela.<br />
Tapi aku harus ikhlas menerimanya.<br />
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.<br />
Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.<br />
Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.<br />
Sebelum ajal ini menjemputku.<br />
Ayah.. aku kangen ayah..<br />
================================================== ===<br />
Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..<br />
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.<br />
Aku akan selalu membawakanmu mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.<br />
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.<br />
Bunda akan selalu hidup dihati ayah.<br />
Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..<br />
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku,
rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.<br />
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..<br />
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.<br />
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..<br />
Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.<br />
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..<br />
Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.<br />
Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu
meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka.
Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu
saja.<br />
Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?<br />
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?<br />
Tunggulah Ayah disana Bunda..<br />
Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..<br />
Ayah Sayang Bunda..<br />
<br />
sumber :http://groups.yahoo.com/group/tentang-pernikahan/message/6395
amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-39611005063754089922011-08-13T20:18:00.000-07:002011-08-13T20:18:10.973-07:00Membaca Garis TanganIseng iseng search di mbah google, gue nemuin gimana cara membaca garis tangan, lumayan kan buat nambah nambah ilmu, dan bisa buat bahan omangan sama kawan kawan. langsung aja deh ya, nggak usah kebanyakan cincong....<br />
<br />
<br />
<strong>Cara Mebaca Garis Tangan Metode Umum</strong><br /><img alt="Cara Membaca Garis Tangan" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5502387668523768834" src="http://2.bp.blogspot.com/_I98vmfXgPnM/TFxobn7ZXAI/AAAAAAAAEQE/lURin5OdWQs/s400/Garis+Tangan+Secara+Umum.gif" style="cursor: pointer; display: block; height: 228px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 200px;" /><br />1. Garis Korset<br />Putus-putus, Terlalu sensitif.<br />Garis Jelas, Terlalu emosional, dalam mengerjakan sesuatu perlu sesuatu yang merangsang dan variatif<br />Tidak ada garis, Kepribadian yang tenang.<br />
<a name='more'></a><br />Pendek, Berempati terhadap perasaan orang lain<br />Memotong garis nasib dan garis matahari, memiliki bakat khusus<br />Berakhir pada bukit Merkuri, Mempunyai tenaga yang besar namun cenderung berlebihan<br />Menelusuri sisi tangan, penakut.<br />
2. Bima Sakti<br />Melengkung, Membenci dirinya sendiri<br />Lurus, Tidak setia dan kurang menyukai stabilitas<br />Lurus dan panjang, Pandai berargumen dengan moralitas yang meragukan<br />Melengkung dan berawal di dalam bukit Venus, Menanggapi segala hal berlebihan dan dapat menjadi ekstrem.<br />Garis
cabang Bersilang dengan garis matahari, Kerugian keuangan sebagai
akibat suatu hubungan (misal penyelesaian perceraian yang mahal) jika
garis itu bersilang. Berbakat menjadi orang yang kaya jika garis-garis
tesebut tidak bersilang.<br />
3. Gelang<br />Lebih dari 1 garis dan jelas, Kehidupan yang sehat, sejahtera, berumur panjang dan damai.<br />Bagian atas melengkung ke dalam telapak tangan, Dapat mengalami kesulitan ketika melahirkan.<br />Garis dari bagian atas ke arah bukit Merkuri, Kekayaan mendadak.<br />Garis dari bagian atas ke arah bukit Jupiter, Perjalanan yang panjang dan menguntungkan.<br />
4. Garis Kesehatan<br />Putus-putus, Stamina kurang<br />Tidak ada garis, Keadaan fisik yang kuat dan sehat<br />Sangat Jelas, Daya tahan tubuh rendah<br />Bergelombang, Masalah pencernaan<br />Menyentuh garis kehidupan, Berbahaya, perlu perawatan kesehatan ekstra pada saat itu.<br />
5. Garis Kehidupan Dakhil/Mars<br />Jelas, memiliki daya tahan tinggi jika terserang penyakit atau musibah.<br />
6. Garis Perkawinan<br />Kabur, mengindikasikan hubungan yang dimiliki tidak terlalu akrab.<br />Terlihat jelas, Hubungan yang akrab. Jumlah garis dianggap mengindikasikan jumlah hubungan.<br />Terputus, Perceraian atau perpisahan<br />Panjang dan lurus, Hubungan yang lama dan bahagia<br />Garis terputus namun menyambung, Berkumpul kembali setelah berpisah.<br />Dua
Garis, Hubungan dengan dua orang pada saat bersamaan, kedalaman relatif
dari hubungan ini diindikasikan dengan kuatnya garis.<br />Melengkung jelas ke atas, Tidak menikah.<br />Melengkung
ke atas berpotongan dengan garis matahari, Perkawinan tidak bahagia.
Jika tidak berpotongan, dapat menikah dengan orang terkenal atau kaya.<br />Melengkung ke bawah, Berusia lebih panjang dari pasangan<br />Diakhiri bentuk cabang, Perceraian atau perpisahan<br />Terpotong korset, Perkawinan yang tidak bahagia<br />Diawali bentuk cabang, Penundaan atau frustasi pada awal hubungan.<br />
7. Garis Anak<br />Jumlah
garis dianggap mengindikasikan jumlah anak; garis yang lebih jelas
menunjukkan anak laki-laki sedangkan yang lebih lemah anak wanita.<br />
<strong>Cara Membaca Garis Tangan Metode Nama Planet</strong><br /><img alt="Cara Membaca Garis Tangan" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5502387338215666274" src="http://3.bp.blogspot.com/_I98vmfXgPnM/TFxoIZbzsmI/AAAAAAAAEP8/-xnNs3WqgiY/s400/Garis+Tangan+sesuai+nama+planet.gif" style="cursor: pointer; display: block; height: 228px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 200px;" /><br />1. Bukit Venus,<br />Amat besar, berkembang berlebihan secara fisik amat energik, hedonistik.<br />Lebar dan Bulat, berjiwa hangat, tulus penuh perhatian, menyukai anak-anak.<br />Datar, tidak berkembang memiliki makna keadaan jasmani rapuh, memisahkan diri dan dapat berdiri sendiri.<br />Tinggi dan keras, amat berorientasi pada seks.<br />Tinggi dan lembut, mudah tergugah dan bimbang.<br />Bagian bawah lebih menonjol, menyukai hal-hal seni<br />
2. Bawah Mars<br />Ukuran normal, Berani-tegas.<br />Datar, tidak berkembang,pengecut, takut pada penderitaan fisik.<br />Amat besar, Mungkin kejam, tetapi tidak pernah takut mengambil resiko<br />
3. Bukit Jupiter<br />Menandakan semangat, antusias, bertempramen baik dan bersahabat.<br />
4. Bukit Saturnus<br />Normal, berpikir serius, hati-hati, bijaksana.<br />Datar, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.<br />Miring ke arah bukit matahari, mempunyai apresiasi tinggi terhadap keindahan<br />
5. Bukit matahari<br />Datar, Mengarah kepada kehidupan yang membosankan.<br />Normal, orang yang beruntung, memiliki selera baik.<br />Amat besar, berkembang berlebihan mewah, ekstravagan, dan hedonistik.<br />Miring ke arah bukit Merkuri, dapat menghasilkan uang dari kesenian<br />
6. Bukit Merkuri<br />Datar, tidak berkembang menjemukan, mudah tertipu, dan tidak mempunyai rasa humor. Orang yang gagal.<br />Nomal, Cepat berpikir, persuasif, pekerja keras.<br />Besar, memiliki selera humor yang baik<br />Amat besar, Penipu, materialistik dan panjang tangan.<br />
7. Bukit Mars<br />Datar, cenderung pengecut karena hanya tertarik pada diri sendiri<br />Normal, Berani membela kebenaran<br />Amat besar, Bertempramen buruk, kejam secara mental.<br />
8. Bukit Bulan<br />Normal, sensitif, romantis dan imajinatif.<br />Datar, Kurang imajinatif, tidak mempunyai rasa simpatik, tidak stabil.<br />Amat besar, Imajinatif berlebihan, intropeksif, mungkin tidak jujur<br />Tinggi dan keras, Pemimpin yang bimbang, mudah tersinggung<br />
<br />amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-22649314952683833742011-08-13T11:42:00.000-07:002011-08-13T11:48:40.999-07:00Agar Bibir Tidak Kering Saat Berpuasa<div style="color: #444444;">
<b>1.</b><b> Saat sahur dan berbuka puasa banyak minum air putih.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
Air
putih sangat berguna untuk mengembalikan cairan di dalam tubuh
sehingga menjadikan bibir lebih lembab. Saat sahur dan berbuka,
minumlah air yang banyak agar tubuh cukup asupan cairan.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
<b>2. Hindari makanan yang terlalu asin.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
Makanan
asin membuat area mulut menjadi lebih kering, sehingga bibir bisa
menjadi pecah-pecah. Selain itu, memakan makanan asin sebelum berpuasa
membuat kita menjadi kehausan sepanjang hari, karena cairan tubuh
diserap oleh garam.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
<b>3. Menghilangkan kulit mati pada bibir</b><br />
<b><a name='more'></a></b></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
Pengelupasan
kulit mati pada bibir bisa menggunakan sikat gigi berbulu halus.
Sebelumnya, bibir telah dioleskan potreleum jelly, kemudian gosok bibir
perlahan dengan sikat gigi.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
<b>4. Madu.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
Oleskan madu di atas bibir sebelum tidur. Madu berfungsi untuk melembabkan dan melembutkan bibir.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
<b>5. Lipbalm</b></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
Pada
siang hari, oleskan lipbalm. Jika bibir selalu terasa kering oleskan
lipbalm sesering mungkin. Gunakan lipbalm dengan SPF 15 pada siang hari,
untuk melindungi bibir dari sinar matahari yang dapat berdampak buruk
dan membuat bibir semakin kering.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
Mungkin
ada yang bertanya dengan tips nomer 5, itu tidak masalah. Boleh boleh
saja di gunakan dan tidak membuat puasa itu batal. Yang membuat puasa
itu batal, kalau Lipbalm pada tips nomer 5 itu dimakan.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
<b>6. Hindari menjilat bibir.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
Membasahi bibir dengan air liur lidah mungkin terkesan menolong. Jangan lakukan hal itu lagi. Air </div>
amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-23265459323823948312011-08-13T10:50:00.000-07:002011-08-13T10:51:58.787-07:00RIWAYATNama gue Amalinda Via Sabiliani, temen temen biasa manggil gue Linda, Ndut, Lin, Nda, Mal, Amal kadang juga ada yang manggil gue Nenek kalo yang satu ini karna umur gue lebih <strike>tua</strike> dewasa dari temen temen gue.<br />
<br />
<a name='more'></a>Gue anak tunggal dari tiga bersaudara. menurut akta kelahiran, gue lahir tanggal 9 septembar 1994. dan di akta gue tercantum kedua nama orang tua gue *ya iya lahhh. hidup gue sih biasa biasa aja, nggak ada istimewanya. ya kadang seneng kadang sedih ya nggak mesti. <br />
Gue mau <strike>cerita</strike> berdongen tentang riwayat gue. Waktu umur gue masih 3 ato 4 tahun gue udah di sekolahin di TK *gue lupa nama TKnya. setelah umur gue 6 tahun gue lulus dari TK tersebut, karena orang tua khawatir anaknya yang imut ini nggak di terima di SD alhasil gue masuk TK lagi. Tepatnya tahun 2000 gue resmi menjadi murid TK ABA Gunungan. dengan kerja keras dan banting tulang akhirnya gue bisa lulus dari TK Gunungan *efek tepuk tangan.<br />
Selanjutnya gue merintis karier di SD N IV Bareng Lor. Selama 6 tahun gue bersolo karier. dan gue berhasil lulus dengan nilai yang sangat menghawatirkan.<br />
Lanjutt. setelah memilah melilih sekolah buat gue mengasah bakat gue, jatuh lah pilihan nya pada SMP MUHAMMADIYAH 1 KLATEN. dan lagi lagi gue berhasil lulus ciiin,..... Kali ini nilai gue nggak buruk buruk amat. dan sekarang udah satu tahun lebih gue bersolo karier di SMA N 1 KLATEN. <br />
Ini beberapa metamorfosa gue dari TK sampai sekarang:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-cakVnxWF3_A/Tka4Zf1_IuI/AAAAAAAAABA/LTV45mf80vM/s1600/Foto0325.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-cakVnxWF3_A/Tka4Zf1_IuI/AAAAAAAAABA/LTV45mf80vM/s200/Foto0325.jpg" width="150" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-Jwx44zh0B6s/Tka4sTI7jlI/AAAAAAAAABE/Pqf82gOnyeU/s1600/Foto0326.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-Jwx44zh0B6s/Tka4sTI7jlI/AAAAAAAAABE/Pqf82gOnyeU/s200/Foto0326.jpg" width="150" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-hePIoNiRABA/Tka4zTT10JI/AAAAAAAAABQ/1c8Jnhi3SEk/s1600/Foto0331.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://1.bp.blogspot.com/-hePIoNiRABA/Tka4zTT10JI/AAAAAAAAABQ/1c8Jnhi3SEk/s200/Foto0331.jpg" width="150" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-Qg6vz61OD6M/Tka4uUV2iiI/AAAAAAAAABI/2STSQNavs_4/s1600/Foto0327.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-Qg6vz61OD6M/Tka4uUV2iiI/AAAAAAAAABI/2STSQNavs_4/s200/Foto0327.jpg" width="150" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-m-La7DhtwRs/Tka4ww5aP4I/AAAAAAAAABM/jhd0vmxebBk/s1600/Foto0328.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-m-La7DhtwRs/Tka4ww5aP4I/AAAAAAAAABM/jhd0vmxebBk/s200/Foto0328.jpg" width="150" /></a></div>
<br />
<br />
<br />amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-62491306072051893492011-08-13T09:59:00.001-07:002011-08-13T09:59:42.950-07:00BHEZILLA<div style="color: #444444;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hai sob......
:)<br />
nih aku mau kenalin berbagi spesies di bhezilla, </span></div>
<ol start="1" style="color: #444444;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Adityo Kumoro Jati</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Amalinda via Sabiliani</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Aninda Tiara M.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Aning Fathonah</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bintari Wahyuning Putri</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Devilla Capricornia M.P</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dyah Nur Suci</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Eggi Putranda D.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Eka Widiayantini<a name='more'></a></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Evan Mahdi Khoirudin</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Fabiaula Jillan Maulida</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">fauzan Jahid </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Grovando Yun Subagyo</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Heti Maulana Pratiwi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ikhwan Anshori</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ilham Adityarsena F.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ivon Ismadewi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kresna kusumas W.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mahardhika Cahya U.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Martha Karunia Adhitama</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Nany Adika Putri</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Navi fauziah Ahmantari</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Putri Intan Pratiwi </span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Rahmawati Andayani</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Rininta hayuningtyas</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Roychan Adi Kusuma</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Shofi Dhia Aini</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sugandhini Cakra Maruti</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Syafik Bintang fakkih</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tetuko Lugas E.P</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ufaira Septyasari</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Virgiawan whien S.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Widyastuti R.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Yolan Bima Wardana </span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; line-height: normal; margin-bottom: 12pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">em, aku seneng banget udah jadi
bagian dari bhezilla</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; line-height: normal; margin-bottom: 12pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444;">
<br /></div>
amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-14558883602821493352011-08-06T01:01:00.000-07:002011-08-06T01:01:56.338-07:00Kisah Seorang kakak beradik<div style="color: black;">
cerita ini pernah gue baca waktu SMP, ceritanya bagus banget. Emang sih agak panjang tapi dijamin deh nggak nyesel kalo udah baca. kalo nggak salah cerita ini dari jepang, tapi nggak tau juga deng..sebelum baca siapkan sapu tangan atau tissue buat ngelapin ingus heheheh, selamat membaca.......</div>
<div style="color: black;">
<br /></div>
<div style="color: black;">
<br /></div>
<div style="color: black;">
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari
demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka
menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda
dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua
gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh
sen dari laci ayahku.</div>
<div style="color: black;">
</div>
<a name='more'></a>Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku
dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu
ditangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku
terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun
mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua
layak dipukul!" <br />
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi.
Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang
melakukannya!"<br />
<br />
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku
bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus-menerus
mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.<br />
<br />
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal<br />
memalukan
apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul
sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!" Malam itu, ibu dan aku
memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia
tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya
tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan
tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang.
Semuanya sudah terjadi."<br />
<br />
Aku masih selalu membenci diriku karena
tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah
lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku
tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu,
adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.<br />
<br />
Ketika adikku berada
pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat
kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah
universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap
rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.<br />
Saya mendengarnya
memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik... hasil
yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan
menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai
keduanya sekaligus?" Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan
ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah
cukup membaca banyak buku. " Ayah mengayunkan tangannya dan memukul
adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat
lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan
menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" Dan begitu kemudian ia
mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan
tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan
berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau
tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."<br />
<br />
Aku,
sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke
universitas.Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku
meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit
kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan
meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas
tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang."
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan
air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17
tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan
uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di
lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai<br />
ke tahun ketiga (di universitas).<br />
<br />
Suatu
hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan
memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!
"Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan
melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan
pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman
sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana
penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah
adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?" Aku merasa terenyuh, dan
air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya,
dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa
pun! Kamu adalah adikku apa pun juga!<br />
<br />
Kamu adalah adikku
bagaimana pun penampilanmu..." Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah
jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus
menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir
kamu juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama
lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.
Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.<br />
<br />
Kali pertama aku membawa
pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan
bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis
kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak
waktu untuk membersihkan rumah kita!"<br />
<br />
Tetapi katanya, sambil
tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah
ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika
memasang kaca jendela baru itu.." <br />
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan<br />
sedikit
saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku
menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di
lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan
itu tidak menghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia
berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir
deras turun ke wajahku.<br />
<br />
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.<br />
Ketika
aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku
mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi
mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun,
mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga,
mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah
di sini." Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku
mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan.
Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.<br />
<br />
Ia bersikeras memulai
bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah
tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan
listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya.
Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak
menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang
berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius.
Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"<br />
<br />
Dengan tampang
yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak
ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan.
Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan
dikirimkan?" Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar
kata-kataku yang sepatah-sepatah, "Tapi kamu kurang pendidikan juga
karena aku!"<br />
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam
tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29. Adikku kemudian berusia
30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara
pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa
yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab,
"Kakakku."<br />
<br />
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah
kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia
berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan
selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari,
saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari
kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika
kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu
dingin sampai ia tidak dapat memegang sendoknya. Sejak hari itu, saya
bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik
kepadanya."<br />
<br />
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu
memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan
keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih
adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di
depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku
seperti sungai.<br />
<div style="color: black;">
<br /></div>
<div style="color: black;">
<br /></div>
<div style="color: black;">
gimana??? bagus kan?</div>amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2347781944193847267.post-62372613856762249352011-08-05T07:38:00.000-07:002011-08-06T00:46:45.958-07:00AYAH<div style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;">Ini cerpen perdana gue.....yeee gue bisa juga buat cerpen.... jadi maaf maaf aja ya kalo masih belepotan. maklum penulis amatiran. cerpen ini gue beri judul ayah, silahkan membaca...</span><br />
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"> “Rin cepat telurnya sudah matang, ayo sarapan dulu” kata ayah dari dapur. “Iya bentar” jawab Arin. Sejak ibu meninggalkan aku dan ayahku waktu masih kecil, ayahkulah yang sendirian membesarkan aku. “cepat, ini kan hari pertama masuk SMP “ kata ayah tak sabar. “ Iya iya” jawabku singkat. Ini memang hari pertama aku masuk SMP, sebelum aku makan aku berpamitan dulu dengan ibuku sambilku pegang fato ibuku. “Bu, ini hari pertamaku masuk sekolah, doain ya bu semua baik baik saja, arin sayang ibu”. Aku bergegas menuju satu satunya ruangan yang ada di rumahku.</span></div>
<a name='more'></a><div style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;">Rumah kontrakan ku sangat sederhana cuma ada satu kamar dan satu ruang kosong yang serbaguna, bahkan kalau malam tiba ayah tidur diruangan itu yang hanya beralaskan tikar sederhana. Aku dan ayah memang hidup sangat sederhana. Ayahku hanya tamatan SMA dan sekarang beliau bekerja sebagai buruh kasar. Untuk membantu ayahku, aku menjadi buruh cuci. Sebenarnya ayah melarang tapi aku memaksa, aku tidak tega melihat ayah bekerja sendirian aku ikhlas melakukan ini demi ayakku. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"> Sesampainya di ruangan sempit itu ku dapati ayah yang sudah menyiapkan sarapan. Ayah ku memang hebat, dia juga setia dengan ibuku yang sudah lama meninggalkan ayah. Sebenarnya banyak yang gadis yang naksir dengan ayah, bagaimana tidak ayahku itu masih muda dan tampan. sangking tampannya. Pernah suatu saat aku pernah berkata kepada ayah ku kenapa ayah tidak menikah lagi dan aku mendapati jawaban yang membuatku terharu, ayah cuama ingin hidup dengan ku karena beliau sangat sayang kepada anak sematawayangnya ini. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"> “Maaf ya ayah cuma bisa memasakan kamu telur,“ kata ayah di sela sela sarapan. Sambil tersenyum aku menjawab “iya enggak apa apa kok”. Sebenarnya aku bosan karena sering banget makan telur tapi aku enggak tega buat mengeluh. “Yah aku anterin ya ?” pintaku. “Kenapa enggak naik angkutan umum saja” jawab ayah. “Kan ini hari pertama aku masuk SMP, ya yah ya?” rengekku. “Iya deh” jawab ayahku. “makasih ya yah” sautku. Ayahku Cuma tersenyum. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"> Selesai makan aku dan ayah bersiap siap buat berangkat sekolah, sekolah baru ku ini lebih dekat dari rumah dari pada SD. “pakek sepeda yah?” tanyaku. “Iyalah mau pakek apa lagi?” jawabnya. ”Kenapa enggak beli montor yah?” tanyaku lagi. “Udah syukur ayah bisa nyekolahin kamu, bisa sih beli montor tapi kamu enggak sekolah, mau?” jawab ayah. “Ya enggaklah.” jawabku. Aku pun berangkat di boncengin ayah naik sepeda buntut. Sejak aku SD ayah selalu mengantar jemput aku sekolah dengan sepeda itu, cuma sejak kelas 6 SD aku naik angkutan umum.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"> Di lampu merah aku bersebelahan dengan mobil sedan. Waktu mobilnya itu terbuka, tiba tiba ayah mengayuh sepedanya dengan cepat sesekali menengok ke belakang. Aku bingung kenapa ayah seperti itu, tiba tiba aku teringat ternyata wanita yang ada di dalam mobil itu seseorang yang ada di foto yang biasa ku ajak bicara, ia dia ibuku. Aku menengok ke belakang ternyata mobil itu mengikuti ayah. Sesampainya di sekolah ayah menyuruhku buat segera masuk ke kelas, aku pun menuruti kata ayah. Aku melihat dari jauh wanita itu menemui ayah dan aku melihat wanita itu marah marah dengan ayah. Aku pun bergegas memasuki kelas karena bel sudah berbunyi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"> Dulu pernikahan ibu dan ayah tidak direstui oleh ibunya ibuku. Nenekku tidak merestui ayah karena ayah dari keluarga miskin, maklum nenekku orang terpandang dan kaya raya. Karena tidak direstui ayah dan ibu nikah lari. Awalnya mereka hidup bahagia, dan lebih bahagia lagi waktu ibu mengandung aku. Namun waktu aku masih kecil aku sering sakit sakitan, ibu dan ayah waktu itu hidup pas pasan, buat mencukupi kebutuhan sehari hari saja mereka kekurangan apalagi harus membiayai aku bolak baik di rumah sakit. Lalu ibu memberanikan diri untuk meminta bantuan nenek, nenek mau membiayayai namun setelah sembuh ibu harus meninggalkan aku dan ayahku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"> Pulang sekolah aku dihampiri oleh wenita yang tiba tiba memelukku. “Ini ibu nak” jawabnya. Aku pun hanyadiam saja. “Maafin ibu ya,” kata wanita itu lagi. “Waktu nenek sudah meninggal, ibu berusahya mencarimu, namun pria brengsek itu sudah membawa pergi kamu. Selama ini ibu mencari kamu,” kata ibuku. “Ayo ikut ibu” ajaknya. “Arin sayang ibu tapi Arin enggak mau ninggalin ayah.” jawabku. “Kalau kamu enggak mau ibu akan membawa masalah ini ke pengadilan, ayah kamu bisa masuk penjara karena membawa kabur kamu,” ancam ibu. Aku enggak mau kalo ayah masuk penjara, aku pun mengikuti kata ibu untuk ikut dengannya. Di dalam mobil aku melihat ayah menjemputku dengan sepedanya, tapi ayah telambat aku sudah ada di dalam mobil ibu. Andai saja ayah lebih cepat mungkin aku enggak akan bertemu dengan ibu dan ayah bisa mengajaku pergi diri kota ini. Aku dulu memang merindukan ibu, namun sekarang aku sangat merindukan ayah. </span></div>amalindaviashttp://www.blogger.com/profile/16093222120135286517noreply@blogger.com0