RSS

Sabtu, 31 Mei 2014

TRUST ME, I'M A PHARMACIST

Akhirnya setelah bertapa di gunung merapi bersama macan akhirnya inget juga email blog ini. Maklumlah udah tua dewasa.
halloooooo gaes *sapaan ala dodit* apa kabar?
Udah tau belum sekarang aku sedang merintis karir di UII (Universitas Insyaallah Islam universitas islam indonesia) jurusan farmasi. Emang ya restu orang tua restu Allah juga. Ya sudahlah itung-itung ngebahagiain ortu.
Alhamdulillah saya masih bisa bertahan hidup selama 2 semester di farmasi ini walaupun harus dengan tertatih tatih :""". Banyak temen yang ditengah jalan tiba tiba keluat dari farmasi dengan dalil bukan passion nya . Alasan yang klise memang.

kuliah di farmasi itu susah susah susah, eh salah susah susah gampang, yang bikin susah itu laporanya. Bayangin aja bagi seorang farmasis mending ngerjain laporan praktikum 1 sks dan poinnya hanya 15% daripada belajar buat matakulaiah yang 4sks, ironi memang tapi itulah hukum alam di farmasi. malah yang Lebih ekstrim lagi ada orang yang bolos kuliah 3 sks demi ngerjain laporan praktikum 1 sks.
Baru semester dua saja sudah ada 2 praktukum yang laporannya cukup membuat tangan saya berhasil kapalan dengan indahnya karena semua laporan itu tulis tangan. Padahal di semester empat nanti bakal ada empat praktikum dan saya tidak bisa membayangkan bagaimana bentuk tangan saya kelak.
selama 2 semester ini rekor saya praktikum udah mecahin tabung reaksi dan buret seharga SATU JUTA LIMA RATUS RUPIAH.
begini kronologinya:
waktu itu setelah selesai praktikum berhubung reza baru ada urusan yang harus diselesaikan (re:boker) saya terpaksa mengembalikan alat alat lab. yang kita pinjam. Semula semua berjalan dengan sesuai rencana semua alat yang saya pinjam sudah berada pada tempatnya dengan sempurna termasuk si buret tadi. Tapi semuanya berubah ketika ada mbak mbak yang nyuruh ngembaliin buret kelompok lain yang belum di taruh di kardus. Awalnya perasaan saya sudah tidak enak tapi saya tetap melaksanankan perintah kampret itu, satu buret selamat saya taruh di kardus. Namun nasib buruk menimpa buret yang terakhir. ketika saya mau menaruhnya ternyata sebelah saya ada rak dan buret itu sukses pecah terbagi dua gara gara ketabrak rak tersebut.
 *piyaaaaar*
mbak1: kenapa dek?
aku: yah mbak pecaaah *dengan nada yang ketakutan*
mbak 1: ya udah dek ganti.
aku: berapa mbak? *tangan dan kaki mulai goyang goyang sendiri*
mbak 1: 1jutaan dek tapi biasanya ditanggung satu kelas/angkatan.
aku: *udah nggak bisa ngomong apa apa* *lemes duduk di bawah*
mbak2: ada apa ini?
mbak1: ini mecahin buret 1 juta ini
mbak2:ha kok bisa?eh tapi harganya bukanya satu juta lima ratus ya?
aku: *mau pingsan*
mendadak semuanya gelap yang tersisa hanya suara suara tidak jelas sampai ada satu suara merdu entah dari siapa yang bekata bahwa "oh ini pecahanya bagus, bisa dilas kok. paling cuma 50rb". seketika saya kembali sadar dan bisa berdiri tegak *dengan tangan dan kaki masih goyang goyang*.
aku: beneran bisa mbak?
mbak3:bisa kok coba kamu ke FMIPA UGM ada tempat pengelasan kaca.
aku: makasih mbaaaaak *dengan mata yang berkaca kaca*
Alhamdulillah masalah buret sudah selesai dan sudah saya kembalikan di laboratorium deng ongkos las hanya 25rb. Sebenernya saya udah kapok pegang buret karena bukan sekali ini saja saya ngejatuhin buret dulu pernah saya ngejatuhin buret tapi alhamdulillahnya nggak papa, tapi mau gimana lagi anak farmasi ngelab tanpa buret itu butiran debu.
Mungkin ini teguran dari Allah buat saya agar tidak grusa grusu lagi. Doakan ya gaes saya kuat di farmasi dan nggak mecahin apa apa lagi.



With love


Calon Apoteker :)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright AMALINDA 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .